PENGARUH
KONSENTRASI RAGI, NUTRIENT UREA DAN NPK DALAM FERMENTASI ALPUKAT BUSUK
Tanggal: 24 September 2012
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
-
Menghasilkan Bioetanol dari Alpukat susuk
-
Mengetahui pengaruh konsentrasi ragi, nutrient
NPK dan Urea
II.
DASAR
TEORI
2.1
Bioetanol
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan dari
proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan
mikroorganisme (Anonim, 2007). Bioetanol dapat juga diartikan juga sebagai
bahan kimia yang diproduksi dari bahan pangan yang mangandung pati, seperti ubi
kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak
nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium (Khairani, 2007).
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen
gula, pati, maupun selulosa. Dalam dunia industri, etanol umumnya digunakan
sebagai bahan baku industri turunan
alkohol, campuran untuk minuman keras, serta bahan baku farmasi dan kosmetika.
Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu grade
industri dengan kadar alkohol 90-94 %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5%
(untuk minuman keras atau bahan baku farmasi), sedangkan grade
bahan bakar adalah dengan kadaralkohol di atas 99,5 % (Hambali, 2008).
Bioetanol
memiliki banyak keunggulan, diantaranya ketika harga BBM naik semakin tinggi,
bioetanol dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar kendaraan dengan cara
mencampurkannya dengan bensin. Bioetanol lebih ramah lingkungan, karena bahan
bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebih tinggi dari premium nilai oktan
88, dan pertamax nilai oktan 94. Hal ini
menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat aditif yang sering
ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan. Zat aditif yang banyak digunakan
seperti metal tersier butil eter dan Pb, namun zat aditif tersebut sangat tidak
ramah lingkungan dan bisa bersifat toksik. Bioetanol juga merupakan bahan bakar
yang tidak mengakumulasi gas karbon dioksida (CO2) dan relatif kompetibel
dengan mesin mobil berbahan bakar bensin. Kelebihan lain dari bioetanol ialah
cara pembuatannya yang sederhana yaitu fermentasi menggunakan mikroorganisme
tertentu (Mursyidin, 2007).
1.2
Alpukat
Buah alpukat
merupakan tanaman familia lauraceae dikenal sebagai Persea Americana yang
mempunyai proposi 70% air, 20% lemak organik, 10% mineral. Avocado atau
Alpukat kaya akan vitamin. Alpukat kaya akan kandungan kimia pada bagian buah
dan daunya yang mengandung : saponin, alkaloida, dan flavanoida. Alpukat juga
mengandung tanin, atau polifenol, quersetin, dan gula alkohol persit. Sejumlah
riset menunjukan bahwa Alpukat memiliki antibakteria yang menghambat
pertumbuhan bakteri dalam tubuh, seperti : Staphylococcus sp, Pseudomonas
sp, Proteus sp, Bacillus sp, Eschericia sp. Kandungan nutrisi satu
buah Alpukat: 23 mg kalsium; 95 Fosfor, 1.4 mg zat besi; 9 mg sodium, 1.368 mg
potassium, 660I.U vitamin A; 8.6 mg niacin; 82 mg vitamin C. Selain itu alpukat
mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun jangan takut karena lemak pada
alpukat mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat
sehat. Lemak yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak
positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat juga digunakan dalam pembuatan sabun
dan kosmetik.
Alpukat tidak
hanya digunakan untuk kesehatan tetapi juga di gunakan di bidang kecantikan
yang berkaitan dengan kesehatan pula, karena alpukat sebagai bahan krim pemijat
kepala yang bermanfaat untuk kesehatan kulit kepala.
1.3 Fermentasi
Fermentasi adalah
pembangkitan energi dengan proses katabolisme senyawa-senyawa organik yang
berfungsi sebagai donor elektron atau proses produksi produk dengan menggunakan
mikroorganisme sebagai biokatalis (Riadi, 2007). Dalam lingkup proses
bioetanol, fermentasi berarti proses konversi glukosa (gula) menjadi etanol dan
CO2 (Prihandana, 2007). Pada proses pembuatan bioetanol, fermentasi berfungsi
untuk mengubah glukosa menjadi etanol. Mikroorganisme yang digunakan adalah yeast
(khamir) (Fardiaz, 1992). Khamir dapat melakukan fermentasi alkohol, yaitu
memecah glukosa melalui jalur glikolisis. (Rahman, 1992). Proses fermentasi
dilakukan secara aerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat
dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat, sedangkan asam
amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu (Fardiaz,
1992). Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu
dengan tujuan mengubah sifat bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat
(Widayati dan Widalestari, 1996). Perubahan tersebut karena dalam proses
fermentasi jumlah mikroba diperbanyak dan digiatkan metabolismenya didalam
bahan tersebut dalam batas tertentu (Santoso, 1989). Menurut Judoamidjojo dkk.
(1992), menyatakan bahwa beberapa langkah utama yang diperlukan dalam melakukan
suatu
proses
fermentasi diantaranya adalah :
a. Seleksi
mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan.
b. Seleksi
media sesuai dengan tujuan.
c.
Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh mikroba yang
tidak dikehendaki.
Yeast
merupakan fungsi uniseluler yang melakukan reproduksi secara pertunasan (budding)
atau pembelahan (fission). Yeast tidak berklorofil, tidak berflagella,
berukuran lebih besar dari bakteri, tidak dapat membentuk miselium berukuran
bulat, bulat telur, batang, silinder seperti buah jeruk, kadang-kadang dapat
mengalami diforfisme, bersifat saprofit, namun ada beberapa yang bersifat
parasit (Van Rij, 1984). Saccharomyces cerevisiae merupakan yeast yang
termasuk dalam kelas Hemiascomycetes, ordo Endomycetales, famili Saccharomycetaceae,
Sub family Saccharoycoideae, dan genus Saccharomyces (Frazier
dan Westhoff, 1978). Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme
uniseluler yang bersifat makhluk mikroskopis dan disebut sebagai jasad
sakarolitik, yaitu menggunakan gula sebagai sumber karbon untuk metabolisme
(Alexopoulus dan Mims, 1979). Saccharomyces cerevisiae mampu
menggunakan sejumlah gula, diantaranya sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa,
mannosa, maltosa dan maltotriosa (Lewis dan Young, 1990). Saccharomyces
cerevisiae merupakan mikrobia yang paling banyak digunakan pada fermentasi
alkohol karena dapat berproduksi tinggi, tahan terhadap kadar alkohol yang
tinggi, tahan terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan
aktivitasnya pada suhu 4 – 32oC (Kartika et.al.,1992).
2.4
Destilasi
Destilasi
adalah proses pemisahan termal yang digunakan di bidang teknik untuk memisahkan
campuran (larutan) dalam jumlah yang besar (Bernasconi 1995). Destilasi dan
rektifikasi dapat pula diartikan sebagai proses pemisahan karena penguapan
salah satu komponen campuran (Bernasconi 1995). Pada proses destilasi bioetanol,
pada suhu 79⁰ C ketika cairan
bioetanol mulai keluar, temperatur bagian atas kolom harus ditahan.
Pengontrolan temperatur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengatur aliran
air refluks dalam alat destilasi atau dengan cara mengatur api kompor (Prihandana
2007). Setelah itu, fraksi bioetanol 90-95 % akan berhenti mengalir secara
perlahan.
III.
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan:
§
Peralatan
-
Neraca digital
-
Toples
-
Peralatan pendukung (mangkuk, pisau dan sendok)
-
Saringan
§
Bahan
-
Daging buah Alpukat busuk
-
Ragi tape
-
NPK
-
Urea
3.2 Prosedur Kerja