Jumat, 26 Oktober 2012

Pembuatan Bioetanol


PENGARUH KONSENTRASI RAGI, NUTRIENT UREA DAN NPK DALAM FERMENTASI ALPUKAT BUSUK


 
Tanggal: 24 September 2012
I.       TUJUAN PERCOBAAN
-         Menghasilkan Bioetanol dari Alpukat susuk
-         Mengetahui pengaruh konsentrasi ragi, nutrient NPK dan Urea

 
II.       DASAR TEORI
2.1 Bioetanol
      Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme (Anonim, 2007). Bioetanol dapat juga diartikan juga sebagai bahan kimia yang diproduksi dari bahan pangan yang mangandung pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium (Khairani, 2007). Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati, maupun selulosa. Dalam dunia industri, etanol umumnya digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras, serta bahan baku farmasi dan kosmetika. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu grade industri dengan kadar alkohol 90-94 %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5% (untuk minuman keras atau bahan baku farmasi), sedangkan grade bahan bakar adalah dengan kadaralkohol di atas 99,5 % (Hambali, 2008).
Bioetanol memiliki banyak keunggulan, diantaranya ketika harga BBM naik semakin tinggi, bioetanol dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar kendaraan dengan cara mencampurkannya dengan bensin. Bioetanol lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebih tinggi dari premium nilai oktan 88, dan pertamax nilai oktan 94.  Hal ini menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat aditif yang sering ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan. Zat aditif yang banyak digunakan seperti metal tersier butil eter dan Pb, namun zat aditif tersebut sangat tidak ramah lingkungan dan bisa bersifat toksik. Bioetanol juga merupakan bahan bakar yang tidak mengakumulasi gas karbon dioksida (CO2) dan relatif kompetibel dengan mesin mobil berbahan bakar bensin. Kelebihan lain dari bioetanol ialah cara pembuatannya yang sederhana yaitu fermentasi menggunakan mikroorganisme tertentu (Mursyidin, 2007).

1.2  Alpukat
Buah alpukat merupakan tanaman familia lauraceae dikenal sebagai Persea Americana yang mempunyai proposi 70% air, 20% lemak organik, 10% mineral. Avocado atau Alpukat kaya akan vitamin. Alpukat kaya akan kandungan kimia pada bagian buah dan daunya yang mengandung : saponin, alkaloida, dan flavanoida. Alpukat juga mengandung tanin, atau polifenol, quersetin, dan gula alkohol persit. Sejumlah riset menunjukan bahwa Alpukat memiliki antibakteria yang menghambat pertumbuhan bakteri dalam tubuh, seperti : Staphylococcus sp, Pseudomonas sp, Proteus sp, Bacillus sp, Eschericia sp. Kandungan nutrisi satu buah Alpukat: 23 mg kalsium; 95 Fosfor, 1.4 mg zat besi; 9 mg sodium, 1.368 mg potassium, 660I.U vitamin A; 8.6 mg niacin; 82 mg vitamin C. Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak zaitun yang sangat sehat. Lemak yang dikandung dalam alpukat adalah lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik.
Alpukat tidak hanya digunakan untuk kesehatan tetapi juga di gunakan di bidang kecantikan yang berkaitan dengan kesehatan pula, karena alpukat sebagai bahan krim pemijat kepala yang bermanfaat untuk kesehatan kulit kepala.

1.3  Fermentasi
Fermentasi adalah pembangkitan energi dengan proses katabolisme senyawa-senyawa organik yang berfungsi sebagai donor elektron atau proses produksi produk dengan menggunakan mikroorganisme sebagai biokatalis (Riadi, 2007). Dalam lingkup proses bioetanol, fermentasi berarti proses konversi glukosa (gula) menjadi etanol dan CO2 (Prihandana, 2007). Pada proses pembuatan bioetanol, fermentasi berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi etanol. Mikroorganisme yang digunakan adalah yeast (khamir) (Fardiaz, 1992). Khamir dapat melakukan fermentasi alkohol, yaitu memecah glukosa melalui jalur glikolisis. (Rahman, 1992). Proses fermentasi dilakukan secara aerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu (Fardiaz, 1992). Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu dengan tujuan mengubah sifat bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat (Widayati dan Widalestari, 1996). Perubahan tersebut karena dalam proses fermentasi jumlah mikroba diperbanyak dan digiatkan metabolismenya didalam bahan tersebut dalam batas tertentu (Santoso, 1989). Menurut Judoamidjojo dkk. (1992), menyatakan bahwa beberapa langkah utama yang diperlukan dalam melakukan suatu
proses fermentasi diantaranya adalah :
a. Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan.
b. Seleksi media sesuai dengan tujuan.
c. Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh mikroba yang tidak dikehendaki.

Yeast merupakan fungsi uniseluler yang melakukan reproduksi secara pertunasan (budding) atau pembelahan (fission). Yeast tidak berklorofil, tidak berflagella, berukuran lebih besar dari bakteri, tidak dapat membentuk miselium berukuran bulat, bulat telur, batang, silinder seperti buah jeruk, kadang-kadang dapat mengalami diforfisme, bersifat saprofit, namun ada beberapa yang bersifat parasit (Van Rij, 1984). Saccharomyces cerevisiae merupakan yeast yang termasuk dalam kelas Hemiascomycetes, ordo Endomycetales, famili Saccharomycetaceae, Sub family Saccharoycoideae, dan genus Saccharomyces (Frazier dan Westhoff, 1978). Saccharomyces cerevisiae merupakan organisme uniseluler yang bersifat makhluk mikroskopis dan disebut sebagai jasad sakarolitik, yaitu menggunakan gula sebagai sumber karbon untuk metabolisme (Alexopoulus dan Mims, 1979). Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan sejumlah gula, diantaranya sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, mannosa, maltosa dan maltotriosa (Lewis dan Young, 1990). Saccharomyces cerevisiae merupakan mikrobia yang paling banyak digunakan pada fermentasi alkohol karena dapat berproduksi tinggi, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan aktivitasnya pada suhu 4 – 32oC (Kartika et.al.,1992).

2.4 Destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan termal yang digunakan di bidang teknik untuk memisahkan campuran (larutan) dalam jumlah yang besar (Bernasconi 1995). Destilasi dan rektifikasi dapat pula diartikan sebagai proses pemisahan karena penguapan salah satu komponen campuran (Bernasconi 1995). Pada proses destilasi bioetanol, pada suhu 79 C ketika cairan bioetanol mulai keluar, temperatur bagian atas kolom harus ditahan. Pengontrolan temperatur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengatur aliran air refluks dalam alat destilasi atau dengan cara mengatur api kompor (Prihandana 2007). Setelah itu, fraksi bioetanol 90-95 % akan berhenti mengalir secara perlahan.


 
III.        METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan:
§         Peralatan
-         Neraca digital
-         Toples
-         Peralatan pendukung (mangkuk, pisau dan sendok)
-         Saringan
§         Bahan
-         Daging buah Alpukat busuk
-         Ragi tape
-         NPK
-         Urea

3.2 Prosedur Kerja




Tidak ada komentar:

Posting Komentar