ASAM
KARBOKSILAT DAN ESTER
Senin, 12
November 2012
I.
Tujuan
1.
Mengetahui
senyawa yang termasuk asam karboksilat dan ester.
2.
Mengetahui
reaksi pada identifikasi asam karboksilat dan ester.
II.
Dasar Teori
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus
hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang
paling penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya
disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila
didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik
leleh 7ºC, titik didih 80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur
dengan air dan banyak pelarut organik (Fessenden, 1997).
Penamaan senyawa
Penamaan
senyawa-senyawa asam karboksilat juga ada dua cara yaitu :
1) Menurut IUPAC : mengikuti nama alkananya dengan menambahkan
nama asam di
depannya dan mengganti akhiran “ ana “ pada
alkana dengan akiran “ anoat “ pada
asam Alkanoat.
2) Menurut Trivial, penamaan yang
didasarkan dari sumber penghasilnya.
Contoh:
Tabel PENAMAAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
Rumus Struktur
|
Nama IUPAC
|
Nama Trivial
|
Sumber
|
HCOOH
CH3COOH
C2H5COOH
CH3(CH2)COOH
CH3(CH2)3COOH
CH3(CH2)4COOH
|
Asam Metanoat
Asam Etanoat
Asam Propanoat
Asam Butanoat
Asam Rentanoat
Asam Heksanoat
|
Asam Format
Asam Asetat
Asam Propionat
Asam Butirat
Asam Valerat
Asam Kaproat
|
Semut (Formica)
Cuka (Asetum)
Susu (Protospion)
Mentega (Butyrum)
Akar Valerian (Valere)
Domba (Caper)
|
Untuk
senyawa-senyawa asam alkanoat yang mempunyai rumus struktur bercabang aturan
penamaan IUPAC adalah sebagai berikut :
1) Tentukan rantai utama dengan memilih deretan C paling panjang
dan mengandung
gugus fungsi –COOH, kemudian diberi nama
seperti pada tabel di atas.
2) Penomoran atom C dimulai dari atom C gugus fungsi, sedang aturan
selanjutnya sama
dengan yang berlaku pada senyawa-senyawa
hidrokarbon.
Contoh :
CH3–CH2–CH (CH3)–COOH Asam 2, metil Butanoa.
Sifat – Sifat Asam Karboksilat
Secara umum
senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1) a) Asam
alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer
dan
larut
sempurna dalam air
b) Asam alkanoat
dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental dan sedikit
larut
dalam air
c) Asam alkanoat
suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang
sukat
larut dalam air.
2) Titik didih asam alkanoat lebih tinggi
dibandingkan titik didih alkohol yang
memiliki jumlah atom C yang sama.
3) Asam
alkanoat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai
karbonnya semakin lemah sifat asamnya.
Contoh :
HCOOH Ka = 1,0 . 10–4
CH3COOH Ka = 1,8 .
10–5
CH3CH2COOH Ka = 1,3 . 10–5
4) Asam alkanoat dapat
bereaksi dengan basa menghasilkan garam. Reaksi ini disebut reaksi
penetralan.
CH3COOH
+ NaOH -------------> CH3COONa + H2O
AsamEtanoatNatrium Etanoat
5) Asam alkanoat dapat
bereaksi dengan alkohol menghasilkan senyawa ester.
Reaksi ini dikenal dengan reaksi esterifikasi.
a)
CH3COOH
+ CH3–OH ------------------> CH3COOHCH3 +
H2O
Asam Etanoat
Metanol Metil Etanoat
b) CH3CH2COOH
+ CH3CH2–OH -------------> CH3CH2COOCH3 +
H2O
Asam Propanoat Etanol Etil
Propanoat
Reaksi Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah golongan senyawa organik yang memiliki
rumus umum R-COOH. Beberapa reaksi
yang dapat terjadi pada asam karoksilat antara lain:
a.
Reaksi penetralan
Asam karboksilat
bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
Garam natrium atau
kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal sebagai sabun. Sabun natrium
disebut sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut sabun lunak. Sebagai
contoh, yaitu natrium stearat (NaC17H35COO) dan kalium
stearat (KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya,
semakin lemah asamnya. Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah asam format,
HCOOH. Asam format mempunyai Ka = 1,8x10-4. Oleh karena
itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis parsial dan
bersifat basa.
b.
Reaksi Pengesteran
Asam
karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester.Reaksi ini disebut esterifikasi (pengesteran). Ester
adalah esens yang berbau buah yang didapat dari proses kimia(reaksi alkohol dengan
asam karboksilat, dengan katalis asam sulfat). seperti etil asetat ( rasa
pisang), amil asetat ( jeruk ), etil butirat ( strawberry ).
Dalam kimia, ester adalah
suatu senyawa
organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih)
atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan
suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen
adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang
hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
III.
Alat dan Bahan
v Alat :
§ Tabung
Reaksi
§ Cawan Petri
§ Gelas beker
§ Penanggas
air
§ Timbangan
analit
§ Batang
pengaduk
§ Pipet tetes
v Bahan :
§ Aquades
§ Asam
salisilat (C7H6O3) 0.5 gram
§ Asam asetat
(CH3COOH)
§ Asam sulfat
(H2SO4)
§ HCl 3M
§ NaOH 3 M
§ Etanol
§ Butanol
IV.
Cara Kerja
A. Asam Karboksilat
B. Esterifikasi
1.
Butanol
2. Etanol
V. Hasil
Pengamatan
A.
Asam
Karboksilat
No
|
Asam karboksilat
|
Larut
|
Tidak Larut
|
1
|
C7H6O3
0.5 g + air biasa
|
-
|
ü
|
2
|
C7H6O3
0.5 g + air panas
|
-
|
ü
|
3
|
C7H6O3
(2) didinginkan
|
-
|
ü (Kristal)
|
4
|
(3)
+NaOH
|
ü
(80 tetes)
|
-
|
5
|
(4)
+ HCl
|
-
|
ü (80
tetes)
terbentuk kristal
|
B.
Esterifikasi
Perlakuan
|
Etanol
|
Butanol
|
1
|
ü Larutan
homogen
ü Tercium
bau Balon tiup
|
ü Terjadi
2 fasa : fasa minyak (atas) dan air (bawah)
ü Tercium
bau ester, seperti :pisang (hanya sedikit tercium).
|
VI. Pembahasan
Percobaan pertama yang dilakukan pada
praktikum ini adalah tentang asam karboksilat dalam pengidentifikasinya. Identifikasi
asam karboksilat yang dilakukan pada percobaan kali ini adalah terhadap asam
salisilat (C6H7O3).
Ketika 0,5 gram asal salisilat
ditambahkan dengan air (C6H7O3+ H2O),
asam salisilat tidak dapat larut. Asam salisilat merupakan asam karboksilat
yang tidak dapat larut dalam air.
Pada saat asam salisilat dilarutkan
dengan basa kuat, asam salisilat dapat larut karena terbentuk garam yang mudah
larut. Reaksi tersebut biasa disebut dengan reaksi saponifikasi
Asam salisilat yang telah dilarutkan
dengan basa kuat dalam hal ini NaOH bisa kembali terbentuk dengan penambahan HCl
yang berlebih 1 atau 2 tetes dari jumlah NaOH yang ditambahkan. Pembentukan
asam salisilat ini ditandai dengan terbentuk kembalinya Kristal yang tadinya
larut dengan NaOH. Dalam hal ini HCl berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH
yang tersisa dalam proses saponifikasi. Disamping itu penambahan HCl juga untuk
memberikan suasana asam, karena hasil mula-mula dari reaksi saponifikasi adalah
berupa karboksilat, dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi
asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C6H7 + NaOH C7H5NaO3 + H2O
NaOH sisa dari reaksi di atas kemudian
bereaksi dengan HCl yang ditambahkan, dengan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
NaOH(sisa) + HCl NaCl + H2O + HCl (sisa)
Percobaan selanjutnya
yang dilakukan adalah tentang pembentukan ester, Ester
diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus
-COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Suatu asam akan membentuk ester jika
direaksikan dengan etanol/alkohol.
Pada praktikum kali
ini dilakukan percobaan mengenai reaksi esterifikasi dengan cara dilarutkan 1
mL asam asetat ke dalam 3 mL etanol dan butanol (untuk percobaan esterifikasi
selanjutnya) yang dimasukan ke dalam tabung, kemudian ditambahkan dengan 15
tetes H2SO4 dan diaduk. Tabung tersebut kemudian
dipanaskan untuk dapat mempercepat reaksi. Setelah itu dituangkan isinya ke
dalam 20 mL air panas dalam beaker kecil.
Hasil dari praktikum
yang dilakukan adalah didapatkan bau ester yang khas, yaitu bau balon. Yang
berarti menandakan terjadinya rekasi antara etanol dengan asam sulfat pekat dan
as.asetat yang membentuk suatu uap
akibat dari pemanasan dari asam dan alcohol dan direaksikan dengan natrium
bikarbonat, sehingga menimbulkan bau ester yang khas. reaksi tersebut dinamakan
dengan reaksi esterifikasi, persamaan reaksinya adalah :
H2SO4
C2H5OH+CH3COOH Katalis CH3COOCH3CH2+H2O
Sedangkan untuk percobaan
esterifikasi dengan menggunakan butanol, bau yang tercium dari hasil percobaan
adalah bau pisang namun baunya hanya tercium sedikit. Bau pisang yang tercium
menandakan bahwa pada percobaan yang dilakukan juga terjadi proses esterifikasi.
Baunya kurang menyengat bias disebabkan oleh beberapa faktor misalnya
konsentrasi larutan yang digunakan tidak sesuai atau bisa juga karena kekurang
telitian pada saat praktikum. Adapun reaksi esterifikasi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
H2SO4
C4H9OH+CH3COOH Katalis CH3COOC4H9+H2O
VII. Kesimpulan
·
Asam salisilat (asam karboksilat) tidak larut dalam
air, asam salisilat baru bisa larut dengan penambahan basa kuat misalnya NaOH.
·
Asam salisilat yang telah larut dengan basa kuat dapat
terbentuk kembali dengan penambahan HCl ditandai dengan terbentuk kembalinya Kristal.
·
Ester adalah esens yang berbau buah yang
didapat dari proses kimia (reaksi alkohol dengan asam karboksilat, dengan
katalis asam sulfat).
VIII. Daftar Pustaka
Fessenden, R. J., Fessenden, J. S.. 1999. Kimia
Organik , Jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga
Nurbayti, Siti, M.Si. 2012. Penuntun
Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : UINJakarta
IX.
Lampiran
Pertanyaan :
1.
Tuliskan
persamaan reaksi dari percobaan di atas ! (tuliskan rumus struktur)
2.
Mengapa
HCl pekat atau NaOH tidak dapat berperan sebagai katalis dalam reaksi
esterifikasi ?
Jawaban
:
1)
a.
Asam Karboksilat :
a. esterifikasi etanol
:
C2H6O
+ CH3COOH + H2SO4 ® CH3COOSO4CH3 +
H2O
b.
Esterifikasi butanol
:
CH3COOH +
C4H9OH ® CH3COOC4H9 + H2O
2)
Karena
HCl pekat atau NaOH tidak dapat mendonorkan 2 proton pada saat mekanisme
esterifikasi yaitu protonasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar